Sebuah cerpen yang
saya kutip dari Facebook, cukup menarik dan amat memberikan manfaat kepada kita.
Supaya kita sadar, hidup dalam dendam itu tidak ada gunanya. Lebih baik saling
menyayangi dan mengasihi. Hidup terlalu singkat jika diisi dengan hal-hal yang
tidak berguna. Untuk lebih jelasnya, monggo dibaca...
Dendam yang tertumpuk
lama dan mengendap akan membuat hati Anda membusuk dan memberatkan
hidup Anda. Mari belajar dari anak-anak ini..
***
Di sebuah sekolah dasar,
seorang guru akan memberi pelajaran motivasi dengan praktik langsung. Guru
tersebut meminta murid-muridnya menuliskan nama orang-orang yang pernah jahat
dan menyakiti mereka. Kemudian, sang guru meminta murid-muridnya mencoret
nama-nama yang telah mereka maafkan. Sedangkan nama-nama yang belum dimaafkan
akan ditulis pada apel hijau yang harus mereka bawa keesokan harinya. Sang guru
meminta murid-murid menuliskan satu nama orang yang belum mereka maafkan pada
satu apel. Ternyata ada banyak nama yang mereka tulis. Masing-masing murid
harus membawa sendiri sejumlah apel tersebut dalam plastik. Mereka harus
membawanya kemanapun mereka pergi selama berhari-hari. Jika mereka kesal dengan
seseorang dan belum memaafkan, mereka harus menulis lagi pada apel lain dan
membawanya. Begitu terus setiap hari. Semakin hari, apel terasa semakin berat.
Murid-murid mulai merasa
capek harus membawa kantong-kantong itu, bahkan saat mereka tidur. Mereka jadi
susah bermain, susah mengerjakan PR dan melakukan aktivitas lain. Hingga pada
akhirnya, apel-apel mulai busuk dan
mengeluarkan bau yang tidak enak. Akhirnya mereka protes kepada sang guru yang memberi tugas aneh tersebut.
mengeluarkan bau yang tidak enak. Akhirnya mereka protes kepada sang guru yang memberi tugas aneh tersebut.
Sang guru tersenyum lalu
menjelaskan, “Anggaplah apel-apel itu sebagai dendam yang kalian tumpuk karena
tidak memaafkan seseorang. Semakin banyak dendam yang kalian tumpuk, semakin
berat hati kalian untuk melihat kebaikan orang lain dan menikmati kebahagiaan.
Para
murid mendengarkan dengan antusias.
“Yang harus kalian lakukan pada apel-apel itu.. buanglah! Tidak ada gunanya menyimpan dendam. Coba nikmati perasaan setelah kalian membuang apel-apel dendam itu, kalian akan lebih ceria dan bahagia,” ujar sang guru. Akhirnya anak-anak itu mengerti. Mereka pelan-pelan mulai belajar memaafkan orang lain. Memaafkan dengan tulus agar hati mereka tetap terjaga dari prasangka buruk. Satu persatu apel busuk dibuang. Satu persatu murid mulai menikmati kebahagiaan tanpa dendam.
***
“Yang harus kalian lakukan pada apel-apel itu.. buanglah! Tidak ada gunanya menyimpan dendam. Coba nikmati perasaan setelah kalian membuang apel-apel dendam itu, kalian akan lebih ceria dan bahagia,” ujar sang guru. Akhirnya anak-anak itu mengerti. Mereka pelan-pelan mulai belajar memaafkan orang lain. Memaafkan dengan tulus agar hati mereka tetap terjaga dari prasangka buruk. Satu persatu apel busuk dibuang. Satu persatu murid mulai menikmati kebahagiaan tanpa dendam.
***
Dendam
tidak akan memberi manfaat apapun,
Anda hanya akan menyakiti diri sendiri.
Lepaskan dendam Anda karena hati Anda akan
lebih terbuka untuk melihat kebahagiaan yang ada.
Anda hanya akan menyakiti diri sendiri.
Lepaskan dendam Anda karena hati Anda akan
lebih terbuka untuk melihat kebahagiaan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar