Sabtu, 27 Oktober 2012

Kenangan Terindah-Part I


Hmm, kenangan indah ini atau mungkin lebih tepat disebut dengan masa lalu. Yaa! Masa lalu yang begitu indah hingga aku pun sulit untuk melupakannya. Meskipun aku tau, aku tak pantas untuk mengingatnya lagi. Tapi entahlah, ini masih terlalu sulit untukku..
Namaku Andini, aku bukan berasal dari keluarga yang kaya raya atau “anak gedongan” istiahnya. Tapi aku bangga dengan hidupku, karna aku benar-benar memiliki kebahagiaan yang menurut ku setara dengan orang-orang kaya diluar sana. Apa lagi semenjak kehadiran seseorang yang begitu spesial di hidupku. Rizky ya dia, lelaki yang berhasil merebut perhatiaanku dengan caranya yang begitu konyol. Tapi sekonyol-konyolnya dia, aku sungguh menyayanginya...
Aku dan Rizky memulai kisah ini tepat dihari ulang tahunku yang ke-17 tanggal 17-04-2011 lalu. Saat itu Ia memberikan ku sebuah kejutan yg istimewa. Awalnya, aku hanya bersahabat dengan Rizky. Namun semenjak sering bersama, benih-benih cinta itu mulai tumbuh. Dia orang yang paing mengerti keadaanku, yang bisa menerimaku apa adanya, dan tak pernah memperdulikan sikap ku yang labil. Itulah sebabnya aku begitu menyayanginya dan tak pernah mau kehilangannya. Aku pun merasakan hal yang sama, Rizky begitu menyayangiku. Terihat dari sikapnya yang begitu perhatian kepadaku, saat aku sakit dia rela datang ke rumahku untuk menjenguk dan memperhatikanku. Merawat ku dengan penuh kasih sayang, dan menjagaku hingga aku sembuh. Saat aku mulai menyerah dg hidupku, dia yang selalu memberikan ku semangat. “aku yakin kita bisa melewati tembok yang besar itu” sebuah kalimat yang selalu Ia ucapkan saat aku mulai merasa lelah. Memang tak banyak yang menyukai hubungan ku dengan Rizky, karena Rizky punya mantan yang masih menyayanginya. Tapi Rizky selalu bilang, kita tak perlu memikirkan hal itu karna semua pasti berlalu. Aku mencoba dan memang itu membuatku lebih baik.
Semakin lama hubungan ku mulai mendapat respon baik dari teman-temanku. Rizky benar bahwa semua itu memang akan berlalu. Setahun berlalu, aku sadar bahwa aku dan Rizky akan berpisah. Menjelang masa-masa SMA yang akan segera berakhir, hatiku mulai ragu akan hal ini bahkan ketakutan sering menyelimutiku. Rizky pun merasakan hal yang sama, bahkan Rizky lebih blak-blakkan untuk mengungkapkan hal itu. “Riz, kalo kita udah pisah gimana?” kataku saat sedang bersama Rizky. “kenapa? Aku pikir ga ada salahnya kita lanjut” jawabnya dengan santai. “tapi aku ga bisa jauh dari kamu!” ucapku lirih. “Andini, aku sayang kamu. Ga akan ada hal yang bisa ngerubah rasa ini. Jarak juga ga akan bisa” jawab Rizky sambil memegang tanganku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar